Go Green Batu Baterai Bekas (Part 2, selesai)
Masih menggunakan lilin ketika mati listrik? Selain beresiko kebakaran, asap lilin juga berbahaya, ada pengeluaran yang terus-menerus untuk membelinya, dan yang paling fatal yaa kalau lupa beli :D
OK. Ini alternatif saja, Joule Thief (JT) si Pencuri Energi.
Sesi ini akan lebih fokus ke pemanfaatan baterai Handphone bekas, untuk menyalakan bohlam LED PLN biasa (220V) dengan menggunakan batu baterai handphone, semua jenis baterai handphone. Termasuk charger bekasnya, kabelnya, bahkan wadah casingnya kalau perlu. Intinya semua dimanfaatkan. Untuk bekas baterai jam/remote, bisa dipakai dalam rangkaian ini walau hasilnya kurang maksimal, dan akan dibahas berikutnya, sekarang kita mulai dari rangkaian yang paling sedernaha dulu.
Bahan lainnya yang jika anda tidak mau repot-repot mencari dari elektronik bekas adalah Transistor jenis TIP 41 tipe NPN dan Resistor ukuran berapapun dengan nilai 16 sampai dengan 100 Ohm. Kedua ini bisa anda dapatkan di toko elektronik dengan harga Rp.1000,- bahkan harusnya tidak sampai segitu.
Charger kita buka, ambil trafonya, bisa langsung gunting saja pada papan PCB charger handphone, segi 4 mengikuti ukuran trafo. Kabelnya kita potong sesuai kebutuhan, lebih pendek lebih baik. Pasang dan posisikan sesuai gambar skema.
Rangkaian ini bisa anda masukkan kembali ke dalam casing charger, dan cukup keluarkan bagian ujung kabel DC untuk baterainya dan ujung AC untuk lampunya. Tidak perlu menggunakan dudukan lampu seperti pada gambar juga tidak apa-apa, malahan lebih bagus, karena dudukan lampu itu sendiri memiliki beban terhadap baterai. Asalkan menempel pada sisi positid dan negatif, cukup di lakban, lampu akan nyala.
Tegangan yang dihasilkan pun tidak perlu khawatir karena tidak memberikan kejutan yang besar terhadap tubuh manusia, Arus/Ampere (I) yang dihasilkan rangkaian ini cukup kecil hanya cukup untuk dimanfaatkan sebagai penerangan, relatif tidak menyakiti tubuh manusia atau menimbulkan kebakaran, pastinya total jauh lebih aman dan lebih hemat dari pada lilin.
Jenis bohlam yang dipakai jenis LED dengan rentang 3 watt sampai 18 watt yang pernah saya coba dengan hasil terang sangat baik. Gambar paling atas saya menggunakan lampu Brighton 15 watt led. Tentunya semakin besar watt yang digunakan, konsumsi listrik dari baterai-pun semakin besar, tetapi saya yakin ini adalah rangkain penerangan dengan konsumsi listrik paling hemat, anda akan dibuat kagum akan ketahanannya. Idealnya menggunakan 5 watt atau 7 watt.
Tentu menggunakan baterai bekas laptop, atau baterai apapun dengan kapasitas 3.7 Volt sangat bisa dipakai. Baterai bekas raket listrik, bekas senter listrik, bekas mainan anak, apapun yang penting 3,7 Volt. Karenan rata-rata memang penggunaan yang umum adalah 3,7 Volt, pasti banyak berserakan diantara barang-barang yang tidak terpakai. Khusus untuk bekas baterai laptop ini sangat lama habisnya, perlu 2 hari 2 malam untuk menghabiskan satu baterai, mungkin lebih dari setahun kalau dikunyah :D
Pendingin juga bisa ditempelkan pada transistor jike terasa peningkatan panasnya terlalu cepat, saya sendiri kadang menggunakan koin logam 500 perak yang silver, itupun kalau masih ada kopi di dapur :D
Ini beberapa sample penampakan fisiknya, untuk pemakaiannya bisa anda manfaatkan sesuai kebutuhan. Kemas sesuai keinginan. Bebas saja. Boleh menggunakan saklar ON/OFF, menggunakan dudukan bohlam, dll. Kalau anda lebih kreatif, bisa saja dirangkai dengan modul charger dari sinar matahari, supaya baterainya selalu terisi penuh untuk dipasang di halaman rumah. Terang benderang, listrik gratis.. Bagaimana, apakah lebih tertantang?
Selamat berkarya, merdekahh..! ^_^
Terimakasih.
OK. Ini alternatif saja, Joule Thief (JT) si Pencuri Energi.
Sesi ini akan lebih fokus ke pemanfaatan baterai Handphone bekas, untuk menyalakan bohlam LED PLN biasa (220V) dengan menggunakan batu baterai handphone, semua jenis baterai handphone. Termasuk charger bekasnya, kabelnya, bahkan wadah casingnya kalau perlu. Intinya semua dimanfaatkan. Untuk bekas baterai jam/remote, bisa dipakai dalam rangkaian ini walau hasilnya kurang maksimal, dan akan dibahas berikutnya, sekarang kita mulai dari rangkaian yang paling sedernaha dulu.
Bahan lainnya yang jika anda tidak mau repot-repot mencari dari elektronik bekas adalah Transistor jenis TIP 41 tipe NPN dan Resistor ukuran berapapun dengan nilai 16 sampai dengan 100 Ohm. Kedua ini bisa anda dapatkan di toko elektronik dengan harga Rp.1000,- bahkan harusnya tidak sampai segitu.
Charger kita buka, ambil trafonya, bisa langsung gunting saja pada papan PCB charger handphone, segi 4 mengikuti ukuran trafo. Kabelnya kita potong sesuai kebutuhan, lebih pendek lebih baik. Pasang dan posisikan sesuai gambar skema.
Rangkaian ini bisa anda masukkan kembali ke dalam casing charger, dan cukup keluarkan bagian ujung kabel DC untuk baterainya dan ujung AC untuk lampunya. Tidak perlu menggunakan dudukan lampu seperti pada gambar juga tidak apa-apa, malahan lebih bagus, karena dudukan lampu itu sendiri memiliki beban terhadap baterai. Asalkan menempel pada sisi positid dan negatif, cukup di lakban, lampu akan nyala.
Tegangan yang dihasilkan pun tidak perlu khawatir karena tidak memberikan kejutan yang besar terhadap tubuh manusia, Arus/Ampere (I) yang dihasilkan rangkaian ini cukup kecil hanya cukup untuk dimanfaatkan sebagai penerangan, relatif tidak menyakiti tubuh manusia atau menimbulkan kebakaran, pastinya total jauh lebih aman dan lebih hemat dari pada lilin.
Jenis bohlam yang dipakai jenis LED dengan rentang 3 watt sampai 18 watt yang pernah saya coba dengan hasil terang sangat baik. Gambar paling atas saya menggunakan lampu Brighton 15 watt led. Tentunya semakin besar watt yang digunakan, konsumsi listrik dari baterai-pun semakin besar, tetapi saya yakin ini adalah rangkain penerangan dengan konsumsi listrik paling hemat, anda akan dibuat kagum akan ketahanannya. Idealnya menggunakan 5 watt atau 7 watt.
Tentu menggunakan baterai bekas laptop, atau baterai apapun dengan kapasitas 3.7 Volt sangat bisa dipakai. Baterai bekas raket listrik, bekas senter listrik, bekas mainan anak, apapun yang penting 3,7 Volt. Karenan rata-rata memang penggunaan yang umum adalah 3,7 Volt, pasti banyak berserakan diantara barang-barang yang tidak terpakai. Khusus untuk bekas baterai laptop ini sangat lama habisnya, perlu 2 hari 2 malam untuk menghabiskan satu baterai, mungkin lebih dari setahun kalau dikunyah :D
Pendingin juga bisa ditempelkan pada transistor jike terasa peningkatan panasnya terlalu cepat, saya sendiri kadang menggunakan koin logam 500 perak yang silver, itupun kalau masih ada kopi di dapur :D
Ini beberapa sample penampakan fisiknya, untuk pemakaiannya bisa anda manfaatkan sesuai kebutuhan. Kemas sesuai keinginan. Bebas saja. Boleh menggunakan saklar ON/OFF, menggunakan dudukan bohlam, dll. Kalau anda lebih kreatif, bisa saja dirangkai dengan modul charger dari sinar matahari, supaya baterainya selalu terisi penuh untuk dipasang di halaman rumah. Terang benderang, listrik gratis.. Bagaimana, apakah lebih tertantang?
Selamat berkarya, merdekahh..! ^_^
Terimakasih.
Comments
Post a Comment